Sustainable Fashion Indonesia – Di tengah gempuran tren fashion cepat alias fast fashion, ada arus yang mulai tumbuh pelan namun pasti di kalangan anak muda Indonesia: sustainable fashion. Istilah ini mulai sering terdengar, terutama di media sosial seperti Instagram dan TikTok, yang dipenuhi dengan konten edukatif tentang pentingnya membeli pakaian secara sadar. Mahasiswa, sebagai agen perubahan yang seringkali menjadi pelopor dalam banyak isu sosial, kini mulai memperlihatkan ketertarikan terhadap konsep fashion berkelanjutan.
Tapi pertanyaannya, apakah sustainable fashion ini benar-benar menjadi bagian dari kesadaran mahasiswa terhadap isu lingkungan? Ataukah ini hanyalah sekadar tren sesaat yang ikut-ikutan ramai di linimasa?
Apa Itu Sustainable Fashion?
Sustainable fashion atau fashion berkelanjutan adalah konsep produksi dan konsumsi pakaian yang mempertimbangkan aspek lingkungan, etika, dan ekonomi. Artinya, pakaian yang dibuat tidak hanya bagus secara desain, tapi juga diproduksi dengan cara yang ramah lingkungan dan adil bagi para pekerjanya.
Salah satu isu terbesar dalam industri fashion adalah limbah tekstil yang menumpuk di tempat pembuangan akhir. Di Indonesia, sampah pakaian bekas dari produk murah yang sering dibeli secara impulsif menjadi masalah yang cukup serius. Sustainable fashion berusaha mengurangi itu dengan pendekatan seperti:
-
Menggunakan bahan daur ulang atau organik
-
Proses produksi yang hemat air dan energi
-
Tidak menggunakan bahan kimia berbahaya
-
Mengedepankan prinsip slow fashion: beli sedikit tapi berkualitas
Bukan hanya soal pakaian baru, sustainable fashion juga mendorong kita untuk memanfaatkan kembali pakaian lama, melakukan swap pakaian, hingga memperbaiki busana yang rusak ketimbang langsung membuangnya.
Mahasiswa dan Kesadaran Fashion Berkelanjutan
Mahasiswa sering menjadi refleksi dari perubahan zaman. Dalam hal fashion, mereka adalah generasi yang aktif mengikuti tren namun juga semakin sadar akan dampak lingkungan dari konsumsi yang tidak bijak. Kampanye seperti #SecondHandSeptember atau gerakan “Beli Barang Lokal” mulai mendapat tempat di hati mahasiswa urban Indonesia.
Beberapa tanda bahwa mahasiswa mulai sadar akan sustainable fashion di antaranya:
-
Lebih Selektif Saat Berbelanja: Banyak mahasiswa kini lebih memilih membeli baju dari brand lokal yang transparan dalam proses produksinya ketimbang produk massal dari luar negeri.
-
Meningkatnya Popularitas Thrifting: Toko-toko thrift, baik offline maupun online, kini menjadi alternatif belanja yang tidak hanya lebih hemat tapi juga lebih ramah lingkungan.
-
Kegiatan Kampus Bertema Eco-Fashion: Di beberapa universitas, kegiatan seperti fashion show dengan busana daur ulang atau lomba desain ramah lingkungan mulai digalakkan.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar masih menjadikan sustainable fashion sebagai tren saja. Ada yang hanya ikut-ikutan thrift tanpa tahu bahwa tujuan utamanya adalah mengurangi produksi baru. Ada pula yang membeli baju dari brand lokal hanya karena sedang populer di TikTok. Di sinilah pentingnya edukasi berkelanjutan, baik di dalam maupun luar kampus.
Brand Lokal yang Ramah Lingkungan
Salah satu hal positif dari berkembangnya kesadaran akan sustainable fashion adalah tumbuhnya brand-brand lokal Indonesia yang mengedepankan prinsip keberlanjutan. Beberapa di antaranya bahkan didirikan oleh anak muda yang masih duduk di bangku kuliah atau baru saja lulus.
Berikut beberapa brand yang layak menjadi inspirasi mahasiswa:
-
Sejauh Mata Memandang
Brand ini terkenal dengan penggunaan kain tenun dan batik alami yang diproses secara ramah lingkungan. Mereka juga sering mengadakan kampanye edukatif tentang pentingnya slow fashion. -
SukkhaCitta
Menggabungkan fashion dan dampak sosial, brand ini bekerja langsung dengan pengrajin lokal untuk menciptakan pakaian handmade. Bahan yang digunakan pun alami dan prosesnya beretika. -
Osem
Fokus pada upcycling, Osem mengubah limbah tekstil menjadi produk fashion baru yang unik. Cocok untuk mahasiswa yang suka tampil beda dan punya kesadaran lingkungan tinggi. -
TARUSA
Brand ini memproduksi pakaian dari sisa limbah produksi pabrik. Desainnya minimalis dan cocok untuk gaya mahasiswa sehari-hari.
Dengan membeli dari brand seperti ini, mahasiswa tidak hanya mendukung usaha lokal, tetapi juga menjadi bagian dari solusi atas masalah lingkungan. Selain itu menikmati slot bet kecil dan slot bet 200 melalui https://www.kardmum.com/menu-1 juga akan terasa lebih menyenangkan jika di sertai dengan beragam brand yang cinta lingkungan seperti COY99 juga.
Tips Mahasiswa untuk Bergaya Ramah Lingkungan
Banyak mahasiswa yang berpikir bahwa bergaya secara sustainable itu mahal dan ribet. Padahal, dengan langkah sederhana dan konsisten, siapa pun bisa tampil modis sekaligus bertanggung jawab. Berikut beberapa tips praktis:
-
Thrift dengan Tujuan
Jangan hanya thrift karena murah. Coba pikirkan dulu kebutuhan, dan pilih item yang benar-benar akan sering dipakai. Pastikan kondisinya masih layak pakai. -
Rawat Pakaian dengan Baik
Perpanjang usia pakaian dengan cara mencucinya dengan benar, menyimpan sesuai jenis bahan, dan menjahit ulang jika ada kerusakan kecil. -
Beli dari Brand Lokal
Selain lebih ramah lingkungan karena mengurangi jejak karbon dari pengiriman, membeli produk lokal juga membantu perekonomian dalam negeri. -
Mix and Match Pintar
Miliki beberapa item basic yang bisa dikombinasikan dengan banyak gaya. Ini akan mengurangi dorongan untuk membeli terus-menerus. -
Edukasi Diri Sendiri dan Teman
Ikut komunitas atau akun edukatif tentang sustainable fashion. Semakin tahu, semakin sadar, dan semakin mudah menjalaninya.
Salah satu daya tarik utama dari slot gacor adalah kemampuan untuk menang besar dengan modal kecil. Banyak game yang memungkinkan taruhan mulai dari Rp200 atau Rp500 namun tetap memberikan peluang jackpot hingga ratusan kali lipat dari modal awal. Inilah mengapa pemain menyebutnya “gampang menang”, karena mereka tidak perlu investasi besar untuk bisa meraih cuan.
Kisah Nyata Mahasiswa Pegiat Sustainable Fashion
Salah satu contoh menarik datang dari Amanda, mahasiswi jurusan Komunikasi di Bandung. Sejak 2022, ia mulai rutin berbagi tips thrift, styling secondhand, dan DIY modifikasi baju di Instagram. Akunnya kini sudah memiliki 30 ribu pengikut dan kerap diundang sebagai pembicara dalam acara kampus.
“Aku mulai karena sadar lemari penuh baju tapi sering bilang ‘nggak punya baju’. Dari situ sadar ternyata aku konsumtif banget. Lalu mulai cari tahu soal sustainable fashion, dan ternyata keren banget, bisa stylish dan tetap bertanggung jawab,” ungkap Amanda.
Kisah serupa juga datang dari Gibran, mahasiswa Arsitektur yang mendirikan brand lokal berbasis daur ulang denim bekas. Awalnya hanya tugas akhir, kini bisnisnya berkembang jadi lini streetwear yang digemari anak muda.
Baca juga artikel ini : SMA Terbaik Di Surabaya Berdasarkan Prestasi Akademik dan Nonakademik
Cerita-cerita seperti ini membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia tidak hanya bisa jadi konsumen bijak, tapi juga pelaku perubahan dalam industri fashion.
Sustainable fashion di kalangan mahasiswa Indonesia memang sedang naik daun. Tapi pertanyaannya kembali lagi: tren atau kesadaran?
Jawabannya bisa jadi keduanya. Tidak masalah jika awalnya hanya mengikuti tren, selama dari situ lahir kesadaran yang lebih dalam tentang dampak pilihan gaya hidup kita. Edukasi yang terus menerus, dukungan dari komunitas kampus, serta contoh nyata dari sesama mahasiswa bisa jadi katalis menuju perubahan nyata.
Fashion tidak harus merusak bumi. Bahkan, melalui fashion, mahasiswa bisa ikut menyuarakan perubahan. Karena pada akhirnya, gaya sejati bukan hanya soal penampilan, tapi juga nilai yang kita bawa di baliknya.